Rabu, 21 Desember 2011

Tak sempat ku ucapkan maaf untukmu,Bu..


Aku adalah Cindy, aku berasal dari keluarga yang kekurangan.Ibu ku hanya seorang penjahit biasa dan ayahku entah dimana ia berada,ia meninggalkan kami ketika aku masih kelas 3 di sekolah dasar,entah menggapa aku sangat membencinya karena ia adalah laki-laki tidak bertanggungjawab,namun jauh didalam lubuk hatiku aku amat merindukannya
“nak tolong ambilkan ibu benang dilemari jahit  ibu” seru ibu ku.
Aku bergegas menggambil dan bertanya “warna apa ma?”
“merah nak” sahut ibu ku
“ini ma” aku memberikan sebuah gulungan jarum merah
“makasih nak,tolong panggil adikmu suruh ia makan malam”  peritah ibuku
“oke ma…Adi….Adi….” teriaku memanggil adikku
“apa sih ka,aku lagi asik baca komik Connan nihh,,besok harus sudah aku kembalikan,makanya malam ini harus selesai ku baca” sahut Adi
“iya kakak tau,Cuma kamu juga harus ingat makan,,sana makan dulu” jawabku
“akh males kakak makannya Cuma sama tempe goring mulu deh” Adi menjawab
“masih syukur di ada makanan dirumah ini kita jadi ga kelaparan,bagaimana kalau ga ada makanan coba” aku menjawab
“iya sih…yaudahdeh aku makan dulu yah kak” jawab Adi
menurutku ibuku adalah seorang pejuang sekaligus pahlawan bagiku,ia harus membanting tulang untuk menghidupi dan membiayai sekolah aku dan adikku,ia harus menjahit pakaian hingga larut malam demi mendapatkan uang yang tidak seberapa namun kami mampu mensyukuri walau kadang kami harus makan hanya dengan sambal maupun tempe,ayam merupakan menu amat langka dan istimewa dalam keluarga kami dan tidak jarang ibu ku harus bolak balik ke sekolah kami karena tidak membayar uang sekolah karena keterbatasan keuangan kami.
Selesai makan pun Adi menghampiri Ibunya :
“bu,besok aku malas sekolah bu..” kata Adi
“loh kenapa?” jawab Ibu
“aku malu bu setiap hari selalu dipanggil guru untuk melunasi uang sekolah,dan aku kasihan melihat ibu jadi aku takut bu” kata Adi
“yasudah besok ibu akan mencari banyak uang lagi,tapi Adi harus tetap bersekolah ga boleh malas” jawab ibu
“yaudah deh bu besok aku sekolah” kata Adi
“nah itu baru jagoan ibu,sana kamu tidur sudah malam” jawab ibu
Adi pun masuk kamarnya dan bergegas tidur,suasana malam makin larut namun aku mendengar suara mesin jahit ibuku masih berbunyi,aku bangun dan segera melihat apakah ibuku masih bekerja.
“loh… ibu belum tidur,kenapa masih menjahit bu,ini sudah larut malam” kata ku
“belum Cindy,masih banyak yang harus ibu kerjakan.ibu butuh uang untuk kamu masuk ke SMA dan untuk uang sekolah adikmu,jadi ibu harus bekerja sampai malam” jawab ibuku
“tapi bu,ini sudah terlalu larut malam bu” jawabku
“sudah ,kamu tidur saja lagi biar besok ga telat bangun,ini juga pekerjaan ibu akan selesai sebentar lagi” jawab ibu
“yaudah bu,ibu juga cepat tidur yah bu” sahut ku,dan segera kembali kekamarku.
Sebenarnya aku amat lelah dengan kehidupanku,aku sering sekali menjerit didalam hatiku,rasa iri terhadap kehidupan oranglain sering menghampiri pikiranku.hingga pada saat aku baru masuk sekolah menengah atas(SMA) aku mulai mengalami masa puber,aku mulai malu mengakui kekuranganku kepada teman-temanku,aku malu mengakui ibuku dan kemiskinan kami.karena teman-temanku rata-rata dari kalangan ekonomi atas.aku selau mendesak ibu ku membelikanku barang-barang yang bagus .aku amad lupa diri.aku tak mau membantu ibuku menjahit pakaian,hingga ibuku pun sakit karena terlalu memaksakan pekerjaan hingga larut malam ,namun aku tidak memperdulikannya aku tetap selalu memaksa ibu ku memberikan uang banyak untuk aku habiskan,
“ma,aku minta uang dong …”Cindy
“mama ga ada uang Cin..kamu tau mama sekarang sedang sakit” tutur ibu
“akh mama sampai kapan sih mama bisa punya uang,aku ga peduli mama sakit yang aku mau Cuma uang??”Cindy
“Cindy mama benar-benar ga punya uang kamu liat sendiri kan keadaan kita” Mama
“Ma…..(aku membentaknya) aku cape hidup miskin seperti ini!!!! Aku malu ma!!”
“maafkan mama Cin,mama benar-benar ga punya uang” Cindy
“ma..aku butuh uang,sebentar lagi natal aku mau beli baju natal ma!!!aku mau kaya temen-temen aku yang lain ma..!” kataku
“kalau memang kamu ingin baju baru besok akan mama jaitkan untuk mu” kata mama
“terserah mama!! Yang jelas aku bosan hidup miskin!! “ Kata Cindy sambil berlalu kekamar dan membanting pintu kamarnya.
Keesokan harinya Mama Cindy pun tidak memiliki uang untuk membeli bahan untuk dijaitkan untuk baju natal Cindy.ia terus menerus menjahit hingga larut malam agar ia bisa membelikan bhan baju untuk Cindy.Namun sudah hari terus berlalu bahan baju pun tidak sempat dibeli hingga sebentar lagi natal tiba.dan Cindy pun terus meminta.
“ma…mana bajunya 2 hari lagi kan natal???!” Tutur Cindy
“mama belum bisa beli Cindy,tapi mama janji pasti akan memberimu baju natal” kata mama
“ah..mama Cuma bisa janji janji dan janji ,ga pernah bisa ditepatin,aku nyesel dilahirin di keluarga miskin kaya gini!” kata Cindy sambil meninggalkan ibunya
Malam itu betapa sedihnya hati ibu Cindy air matanya pun membasahi pipinya dan membuat dadanya sangat sesak dan pusing..keesokan harinya ibu Cindy dengan tubuh yang sudah lemah membeli bahan baju putih untuk baju natal Cindy.ketika sampai dirumah ibu Cindy mengerjakan bahan itu untuk dijadikan gaun baju natal untuknya.hingga larut malam ibu tetap menjahit baju itu sehingga menyebabkan ia terlalu capek dan sulit untuk benafas,,ketika baju itu telah jadi tepat dipagi hari Natal ibu bangun dari kursi jahitnya namun tiba-tiba ia jatuh dilantai dan tak sadarkan diri lagi.
“mama……mama kenapa??kak Cindy tolong mama” teriak Adi
Cindypun datang dengan segera..
“ma,mama..ma…..mama kenapa??ma bangun ma” tangis Cindy
Namun ibu Cindy tak bangun juga ternyata ibu Cindy sudah pergi menuju Sang Khalik.betapa menyesalnya hati Cindy yang terlalu memaksaakan kehedaknya pada ibunya,ketika ia melihat sebuah gaun putih ditangan ibunya,menangislah ia.
“ma,maafin aku ma..aku menyesal.sekarang gaun itu tak bisa lagi mama lihat ketika aku memakainya”tangis Cindy
Mulai sejak itu kejadian inilah yang membuat Cindy tersadar akan arti kasih saying dan arti perjuangan seorang ibu,dan jika Tuhan memberiku 1 menit saja untuk berjumpa dengan Ibu hanya kata Maaf yang ingin ku ucapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar